Biliar Tak Menyerah Kejar Pengalaman Menjelang Asian Games


BILIAR INDONESIA ~ Rencana tim nasional Biliar Indonesia untuk mengikuti kejuaraan dunia Biliar di Shanghai, China pada awal Juni gagal dikabulkan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).

Keinginan mereka untuk bersama-sama menggali ilmu sekaligus mengasah mental di Negeri Tirai Bambu kandas.

Sebagai gantinya, Persatuan Olahraga Biliar Indonesia (POBSI) tengah meminta izin untuk terbang ke Malaysia pada Juli mendatang dengan tujuan pemusatan latihan.

Di sana, mereka berencana melakoni sejumlah pertandingan guna mengasah mental atlet-atletnya. Selain mencari agenda pengganti, tim pelatih pelatihan nasional (pelatnas) biliar juga mengakali gagal berangkat dengan memperketat kompetisi internal.

"Kami meningkatkan atmosfer kompetisi di antara atlet pelatnas. Tapi, hal itu untuk sementara saja," tutur Eddy Hartono, pelatih nomor pool pelatnas biliar, kepada majalahmandiri.

Menurut Eddy, pemusatan latihan sangat penting untuk menambah jam terbang atleta-tletnya sebelum benar-benar terjun ke SEA Games (SEAG) Malaysia 2017.

Meski demikian, atlet nomor pool putri, Angel Ticoalu tetap berangkat menuju Shanghai dengan dana pribadi.

Tak hanya Angel yang mesti mengocek dana pribadi demi menimba ilmu di luar Indonesia. Pasangan pool putra, Bewi Simanjutak/Irsal Nasution akan terbang ke London, Inggris untuk mengikuti kejuaraan dunia double 9 ball pada 12 Juni.

Siap 70 persen

Seandainya rencana keberangkatan ke Shanghai tak terkendala, mungkin kesiapan mereka untuk terjun di SEA Games sudah lebih baik dari saat ini. Di nomor pool, Eddy mengklaim atlet-atletnya sudah siap 70 persen.

"Selain gagal berangkat ke Shanghai, sebenarnya persiapan kami sejauh ini lancar. Saat ini, kami sudah memasuki periode prakompetisi," katanya.

Dalam periode ini, peningkatan fisik dan teknik bukan lagi menjadi menu utama.

"Kami tinggal membutuhkan kompetisi. Sejak bulan puasa, latihan fisik sudah kami pindahkan ke malam hari," ujar dia.

Dengan kendala tersebut, Eddy tetap optimistis dapat menyabet medali SEAG meski ia enggan menyebut berapa besar peluang yang Indonesia punyai. Menurut Eddy, sebenarnya persaingan biliar di SEAG cenderung merata.

Namun, Filipina tetap menjadi negara yang disegani para peserta SEAG.

Pada SEAG 2015, Filipina menjadi juara umum dengan koleksi sembilan medali (tiga emas, satu perak, lima perunggu). Indonesia menduduki peringkat terakhir dengan koleksi satu medali perunggu.

 AGEN SBOBET

Subscribe to receive free email updates: