Ini Sosok Pelukis Kaleng Khong Guan dan Alasan Tak Ada Ayah



SBOBET Indonesia - Menjelang hari raya, kue kering seperti nastar, putri salju, dan lainnya selalu menjadi penganan yang disajikan untuk menjamu tamu. Selain itu, penganan khas lainnya yang hadir di atas meja, yaitu biskuit Khong Guan.

Biskuit Khong Guan mungkin salah satu penganan yang tetap bertahan hingga kini. Dari dulu hingga sekarang, tidak banyak perubahan yang berarti terhadap desain gambar kaleng tersebut.

Yang unik dari gambar di kaleng tersebut adalah hanya ada ibu dan dua anak yang sedang menikmati teh dan biskuit, tanpa ayah. Tiadanya sosok ayah dalam lukisan tersebut kemudian kerap menjadi guyonan di kalangan warganet.

Namun, siapakah sebenarnya pelukis gambar di kaleng Khong Guan tersebut? Tak lain beliau adalah Bernardus Prasodjo.

Bernardus yang kini berusia 69 tahun juga merupakan ayah dari salah satu dokter gangguan tidur di Indonesia, dokter Andreas Prasadja. Hal tersebut disampaikan oleh Andreas sendiri dalam salah satu kicauannya di Twitter.


Lebih jauh, dari sebuah video yang diunggah di YouTube, Bernardus memaparkan kisah di balik gambar yang ikonik tersebut. Menurut dia, dulu ia memang sering mendapat pesanan untuk gambar produk, salah satunya Khong Guan.

"Contohnya dari potongan gambar majalah. Tidak banyak yang beda, saya ikuti mau mereka. Paling digeser-geser dan warnanya diubah saja," ungkap pria tamatan Seni Rupa ITB itu.

Menurut Bernardus, tak ada alasan tersendiri mengapa tak ada sosok ayah di lukisan tersebut. Bagi dia, hal itu tidak perlu dipermasalahkan karena tujuannya adalah untuk memengaruhi ibu rumah tangga agar membeli biskuit tersebut.

"Yang belanja kan biasanya para ibu. Jadi yang penting ada ibunya di situ," jawab dia.

Pria kelahiran Salatiga itu mengaku mengerjakan lukisan di kaleng Khong Guan pada 70-an. Selain lukisan di kaleng Khong Guan, ia juga sering menerima tawaran melukis bungkus produk makanan lain.

Biskuit Monde dan wafer Nissin adalah lukisan produk lainnya milik Bernardus yang masih bertahan hingga kini. Pria yang kini beralih ke pengobatan prana itu menuturkan kalau kini tak lagi banyak yang menggunakan jasanya. Namun, ia memaklumi hal tersebut karena desain-desain produk masa kini lebih kreatif dan dibuat secara digital


Subscribe to receive free email updates: