News Megapolitan ~ JAKARTA - Djarot Saiful Hidayat dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara pada Kamis (15/6/2017).
Djarot menjadi gubernur definitif untuk menggantikan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pasca-putusan pengadilan yang menyatakan ia bersalah dalam kasus penodaan agama.
Pelantikan Djarot diawali dengan pembacaan Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Djarot sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Deputi Bidang Administrasi dan Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Cecep Setiawan.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan pengambilan sumpah jabatan didampingi rohaniawan. Pengambilan sumpah jabatan itu dipimpin Jokowi.
Acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan dan diakhiri dengan pemberian ucapan selamat.
Pesan Jokowi dan Ahok
Djarot mengaku mendapatkan pesan dari Jokowi usai dilantik. Dia menyampaikan, Jokowi memintanya untuk bekerja lebih cepat pada sisa masa jabatan periode 2012-2017.
"Pesannya ya, kurang berapa bulan, harus kerja lebih cepat begitu ya. (Kata Jokowi), 'Selamat Pak Gub, jadi kerja harus lebih cepat'," ujar Djarot, Kamis.
Djarot pun mengucapkan terima kasih kepada Jokowi. Dia meminta dukungan Jokowi untuk menjalankan roda pemerintahan di Jakarta dan bersinergi dengan pemerintah pusat.
Tak hanya dari Jokowi, Djarot mengaku mendapat pesan dari Ahok sebelum dilantik. Menurut Djarot, Ahok memintanya untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Pemprov DKI Jakarta.
"Dulu pesannya Pak Ahok tolong dijaga, ditingkatkan tingkat kepuasan masyarakat," kata Djarot.
Sementara itu, istri Djarot yang juga Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, Happy Farida, berharap pelantikan suaminya menjadi gubernur akan membawa kebaikan bagi masyarakat Jakarta.
"Ya mudah-mudahan semua lancar dan membawa berkah bagi semua masyarakat DKI Jakarta, membawa kebaikan buat semuanya," kata Happy, Rabu (14/6/2017) malam.
Semangat lanjutkan kerja keras Ahok
Djarot akan menjalankan pemerintahan hingga akhir masa jabatan periode 2012-2017 tanpa wakil gubernur.
Dia akan mengerjakan pekerjaan gubernur dan wakil gubernur sekaligus. Djarot menyebut hal itu berbeda saat Ahok masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ketika itu, Djarot adalah wakil gubernur.
Saat masih menjabat sebagai wakil gubernur, Djarot menyebut ada pembagian kerja. Dia lebih banyak bekerja di luar, sedangkan Ahok menyelesaikan pekerjaan di kantor.
Di mata Djarot, Ahok telah mendedikasikan hidupnya untuk DKI Jakarta selama masih menjabat. Oleh karena itu, saat kini menggantikan Ahok, Djarot menyebut akan bekerja lebih keras.
"Saya tahu betul kerja keras Pak Basuki (Ahok), seakan-akan hidupnya didedikasikan untuk Jakarta. Makanya saya harus melanjutkan itu (kerja keras Ahok) lebih hebat lagi karena cuma 5 bulan," ujar Djarot.
Ia pun meminta birokrat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta untuk bekerja maksimal hingga masa jabatannya berakhir pada Oktober 2017.
Dia meminta birokrat juga menjaga dan meningkatkan pelayanan pemerintah seperti pesan Ahok.
Djarot menyebut ada sejumlah program yang akan diselesaikan hingga akhir masa jabatannya. Dia akan membentuk "pasukan pink" sebagai pengelola ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) dan mengkaji peraturan daerah (perda) tentang RPTRA tersebut.
Djarot juga akan menyelesaikan pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD-P) 2017 dan rancangan APBD 2018.
Tak hanya itu, ada proyek-proyek fisik yang akan diselesaikan Djarot, antara lain Jakgrosir, rusunawa, revitalisasi Taman Ismail Marzuki, membangun taman dan tempat parkir di bawah kolong Tol Sedyatmo yang berada di dekat RPTRA Kalijodo, serta membangun Masjid Al Mubarokah di Taman Kodok Kawasan RPTRA Kalijodo.
Sementara itu, Djarot menyebut ada beberapa program yang tidak bisa selesai hingga masa akhir jabatannya. Dua di antaranya yakni light rail transit (LRT) dan pembangunan venue untuk Asian Games 2018.