Airmata mengalir membasahi pipi Parsih ketika menceritakan kisah memilukan yang dialaminya. Parsih terus mengusap air di mata dan pipinya menggunakan saputangan saat mengenang kejadian itu.
Perempuan berusia 56 tahun ini menjadi korban penganiayaan. Yang menyakitkan, pelakunya adalah anak kandungnya sendiri.
"Saya ikhlas dia di penjara," tegarnya saat diwawancarai wartawan di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Selasa (6/6).
Kedatangan Parsih ke pengadilan untuk menjadi saksi kasus penganiayaan yang dialaminya dengan terdakwa Asrof (31), anak kandungnya sendiri. Bagi Parsih, perlakukan Asrof bagaikan air susu dibalas air tuba.
"Saya memaafkan Asrof. Tapi saya tidak mau sama dia (Asrof) lagi. Biar dia pergi jauh dari saya. Saya sudah tidak tahan. Bisa mati saya," lirih janda beranak dua ini.
Kelakuan Asrof membuat Parsih tidak ingin bertemu lagi dengan anaknya itu. Asrof kerapkali menyiksa ibu kandungnya itu.
Pukulan demi pukulan Asrof layangkan ke tubuh renta Parsih. Sementara Parsih tidak tahu penyebab Asrof menganiaya dirinya. Asrof selalu marah dan memukulnya setiap pulang dari tempat kerjanya.
"Anak saya itu kerjanya tukang parkir di Pasar Bawah. Setiap pulang kerja, dia pasti marah-marah. Pukul-pukul pintu, dinding. Jika tidak puas, dia pukul saya. Saya tidak tahu kenapa dia seperti itu," jelasnya.
Perilaku Asrof berubah sejak istrinya meninggal dunia. Sebelum dan sesudah menikah, tutur Parsih, Asrof pribadi yang baik dan perhatian. Asrof sering memberikan uang ke Parsih untuk keperluan hidup sehari-hari.
Sebagai buruh cuci, penghasilan Parsih untuk menghidupi diri dan anak perempuannya tidaklah cukup. Beruntung, kata Parsih, Asrof membantu perekonomian setiap bulannya.
Ujian datang. Polisi menangkap Asrof karena mengedarkan sabu-sabu.
Asrof dihukum penjara selama kurang lebih dua tahun delapan bulan. Menghirup udara bebas, istri Asrof wafat. Sejak itu perangai Asrof berubah drastis.
Asrof sering marah-marah tanpa kejelasan. Parsih dan adik perempuannya Megawati menjadi sasaran. (kos)
Nyaris Dibunuh
PUNCAK kasus penganiayaan Asrof terhadap ibu kandungnya, Parsih terjadi pada Februari 2017 lalu. Pada saat itu, Parsih sedang beres-beres di rumah.
Tiba-tiba Asrof pulang dari kerjanya dan menyalahkan sang ibunda. Parsih tak tahu kenapa Asrof berbuat itu.
Parsih menanyakan maksud perkataan anak dari suami pertamanya itu. Emosi Asrof bertambah.
Dia mengambil kayu dari dinding rumah lalu memukulkannya ke tubuh ibunya yang kecil. Tidak puas, Asrof membanting Parsih hingga terjatuh.
Parsih yang tersungkur tidak membuat Asrof berhenti. Ia malah menendang tubuh Parsih berkali-kali. Parsih teriak minta tolong.
Tetangga yang mendengar keributan itu, langsung melerai. Keesokan harinya, Asrof lagi-lagi berulah.
Entah karena apa, Asrof mengambil parang hendak membacok ibunya. Parsih ketakutan. Ia melarikan diri keluar rumah.
Asrof mengejarnya sambil menenteng parang. Beruntung para tetangga menolong Parsih dan mengamankan Asrof.
Tak tahan dengan perlakuan anaknya itu, Parsih melaporkan peristiwa tersebut ke aparat kepolisian. Polisi menahan Asrof.Kini Asrof harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di meja hijau. (kos)