Peresmian N219 di Bandung (PT DI) ★
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pengembangan pesawat N-219 yang dikembangkan bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan LAPAN saat ini memasuki tahap “medium speed test”.
“N-219, sekarang sudah masuk tahap medium speed test, sudah keluar hanggar. Layak terbang tapi masih uji jalan,” kata Nasir usai membuka The 6th International Eijkman Conference di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, seminggu yang lalu pesawat multi fungsi bermesin dua yang didesain untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil ini sudah sempat terbang sekitar 10 hingga 15 menit.
“Saya ingin cek itu untuk pastikan N-219 sudah bisa terbang. Mudah-mudahan 2017 jadi tahun kebangkitan kedirgantaraan Indonesia,” ujar Nasir.
Pesawat yang terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo ini dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23, dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.
“Pesawat ini 100 persen hasil penelitian orang Indonesia, tapi sebagian materialnya didatangkan dari luar negeri. Sayapnya 100 persen dalam negeri dan bisa diproduksi jika pesawat sudah mulai produksi,” katanya.
Pesawat yang bisa menampung 19 orang ini dirancang untuk bisa mendarat di landas pacu relatif pendek antara 500-600 meter. Jika mendesak, pesawat ini bahkan bisa didaratkan di jalan raya.
Pesawat N-219 telah dipamerkan kepada masyarakat, banyak perusahaan asal Benua Afrika yang siap untuk membeli pesawat itu.
Bahkan, ada salah satu perusahaan asal Nigeria yang menawarkan proses “assembling” dilakukan di negaranya.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pengembangan pesawat N-219 yang dikembangkan bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan LAPAN saat ini memasuki tahap “medium speed test”.
“N-219, sekarang sudah masuk tahap medium speed test, sudah keluar hanggar. Layak terbang tapi masih uji jalan,” kata Nasir usai membuka The 6th International Eijkman Conference di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, seminggu yang lalu pesawat multi fungsi bermesin dua yang didesain untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil ini sudah sempat terbang sekitar 10 hingga 15 menit.
“Saya ingin cek itu untuk pastikan N-219 sudah bisa terbang. Mudah-mudahan 2017 jadi tahun kebangkitan kedirgantaraan Indonesia,” ujar Nasir.
Pesawat yang terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo ini dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23, dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.
“Pesawat ini 100 persen hasil penelitian orang Indonesia, tapi sebagian materialnya didatangkan dari luar negeri. Sayapnya 100 persen dalam negeri dan bisa diproduksi jika pesawat sudah mulai produksi,” katanya.
Pesawat yang bisa menampung 19 orang ini dirancang untuk bisa mendarat di landas pacu relatif pendek antara 500-600 meter. Jika mendesak, pesawat ini bahkan bisa didaratkan di jalan raya.
Pesawat N-219 telah dipamerkan kepada masyarakat, banyak perusahaan asal Benua Afrika yang siap untuk membeli pesawat itu.
Bahkan, ada salah satu perusahaan asal Nigeria yang menawarkan proses “assembling” dilakukan di negaranya.
♞ Antara