Jiromedia.com -Semaraknya acara #2019GantiPresiden di Car Free Day di berbagai kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan membuktikan bahwa gerakan tersebut tidak hanya sekedar menggema di media maya.
"Tapi berlanjut di darat, bahkan di berbagai kota besar. Ini artinya memang rakyat sudah menghendaki dan menginginkan perubahan," kata Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha kepada redaksi, Senin (30/4).
Aksi #2019GantiPresiden, kata dia, merupakan aksi spontanitas dari masyarakat yang menginginkan presiden baru di Pilpres 2019.
"Dinilai dari aspek demokrasi adanya aksi tersebut menandakan jika demokrasi Indonesia semakin matang, dan juga merupakan wujud rakyat sudah dewasa dalam berpolitik," tutur Panji.
Panji menambahkan, aksi tersebut secara politik kekinian merupakan hambatan serius bagi Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinanya.
Dia menekankan bahwa lahirnya gerakan #2019GantiPresiden disebabkan oleh kepemimpinan Jokowi saat ini bukan dalam artian like atau dislike. Akan tetapi, rakyat menilai Jokowi sudah diberikan kesempatan untuk memimpin selama 5 tahun, tetapi hasilnya justru membuat publik kecewa karena Jokowi selama memimpin tidak mampu memenuhi seluruh janji-janji Pilpres lalu.
"Jadi jika ada yang mendiskreditkan gerakan #2019GantiPresiden sama halnya ia membela kebijakan-kebijakan pemerintah Jokowi yang tak pro rakyat. Karena tidak akan ada asap jika tidak ada api, rakyat kecewa terhadap rezim yang telah diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk memimpin," tukas Panji.[rmol]