Jiromedia.com -PDI Perjuangan mestinya menjadi partai yang membela kepentingan wong cilik, seperti khitahnya. Bukan sebaliknya, menjadi partai pembela wong licik.
Begitu dikatakan ekonom senior DR. Rizal Ramli saat dimintai pandangannya soal saran yang disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto agar SMI tidak menghadiri undangan debat terbuka mengenai utang luar negeri.
"Saya hanya ingin memenuhi permintaan Presiden Jokowi yang saya kira didasarkan pada niat baik untuk bangsa dan negara kita. Jadi, kalau Pak Jokowi sudah meminta agar ada adu data tentang utang luar negeri, seharusnya SMI memenuhi permintaan itu," ujar Rizal Ramli saat ditemui di Hotel Grage Horizon, Bengkulu, Minggu petang (29/4).
"Setahu saya, PDIP itu didirikan untuk membela kepentingan wong cilik, bukan untuk membela wong licik," kata Rizal Ramli.
Dia menambahkan, dalam kunjungan ke Bengkulu dirinya mengunjungi rumah yang pernah ditinggali Bung Karno saat dibuang Belanda ke Bengkulu selama empat tahun dari 1938 hingga 1942. Selain itu, Rizal Ramli juga mengunjungi kediaman Ibu Fatmawan, Ibu Negara pertama Indonesia.
"Dari tempat-tempat bersejarah ini, saya yakin tidak ada sedikitpun niat Bung Karno dan Ibu Fatmawati ikut mendirikan Indonesia untuk mengkhianati rakyat. Seharusnya, perjuangan Bung Karno dan Ibu Fat membela rakyat diingat, jangan dilupakan walau sudah berkuasa," demikian Rizal Ramli. [rmol[