Ada berbagai macam atribut berembel-embel #2019GantiPresiden, salah satunya kaus, gelang, dan topi. Politikus PKS Mardani Ali Sera sempat membagi-bagikan gelang #2019GantiPresiden kepada elite Gerindra.
"Itu inisiatif dari kawan-kawan relawan #2019GantiPresiden. Ada kaus, topi, dan gelang karet," tutur Mardani, Rabu (4/4).
Untuk kaus #2019GantiPresiden juga menjadi viral di medsos. Dari jualan lewat online, kaus #2019GantiPresiden juga dijajakan secara offline seperti kawasan car free day (CFD) Jakarta.
"Kaus Rp 50.000 kalau topi Rp 3.500 saja. Ini bahannya bagus. Ayo ini udah mulai habis," ucap salah satu pedagang di Bundaran HI, Minggu (29/4).
Ternyata tak hanya kaus dan beragam asesoris saja, #2019GantiPresiden ada yang berbentuk takjil. Takjil tersebut dibagikan relawan Komunitas Relawan Sadar Indonesia (Korsa) secara gratis di dekat Masjid Cut Meutia, Menteng.
"Kegiatan hari ini kita melakukan pembagian takjil bagi masyarakat yang ingin untuk buka puasa, takjil #2019GantiPresiden. Program ini adalah untuk mengingatkan rakyat Indonesia bahwa 2019 Jokowi cukup harus diganti, cukup sampai di situ aja," ujar Ketua Korsa Amirullah Hidayat, Kamis (24/5).
Bentuk lain dari #2019GantiPresiden adalah berbentuk lagu. Lagu #2019GantiPresiden yang sempat ramai diperbincangkan menuai kontroversi. Lagu ini disebut-sebut mirip 'Better Man' yang dipopulerkan Robbie Williams.
Tidak habis di situ, yang terkini muncul ajakan mudik bareng relawan #2019GantiPresiden. Panitia juga mempersiapkan merchandise bertemakan #2019GantiPresiden untuk melengkapi kemeriahan mudik, mulai dari pin, mug, totebag, topi hingga kaus. Mardani sendiri mengaku mengendorse mudik bareng itu di media sosial.
"Beberapa relawan inisiatif buat mudik bareng, saya endorse," kata Mardani saat dihubungi detikcom, Selasa (29/5).
Berbagai kegiatan bertagar #2019GantiPresiden dinilai politis. Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menilai segala bentuk kegiatan bertagar #2019GantiPresiden kalap.
"Namanya juga usaha, biasa kalau orang kalap. Itu kan terukur, kalap segala macam dibikin. Tapi karena ini usaha tetap diberikan apresiasi, kreatif kan. Saya kan waktu awal-awal sudah bilang, nanti ada takjil, nanti lagi ada tarawih, ini itu, jadi ada usaha ada kreatif," ujar Ngabalin di kampus Uhamka, Jakarta Timur, Selasa (29/5). [detikcom]