Mahathir bahkan mengacuhkan komentar mantan Perdana Menteri Najib Razak yang mengatakan bahwa proyek kereta cepat dapat menciptakan 110 ribu lapangan kerja baru dan akan meningkat menjadi 442 ribu di tahun 2026.
Menurut Mahathir, analogi Najib tersebut tidak efisien. Sebab, Malaysia harus menghamburkan uang ratusan miliar ringgit hanya untuk membuka 100 ribu lapangan kerja.
"Jika Anda ingin menghabiskan 60 hingga 100 miliar ringgit Malaysia sehingga 100.000 orang dapat bekerja, itu tidak efisien," katanya seperti dikutip Bernama, Kamis (31/5).
Proyek kereta cepat ini membentang seluas 335 kilometer dan melewati 4 negara bagian Malaysia. Proyek yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Singapura itu sedianya dijadwalkan selesai pada tahun 2026.
Pembatalan proyek oleh Malaysia ini bisa berbuntut pembayaran kompensasi sebesar 500 juta ringgit kepada Singapura. [rmol]