Presiden Asosiasi Pilot Garuda (APG) Kapten Bintang Handono, memastikan 1.300 pilot dan 5.000 kru Garuda Indonesia melakukan aksi mogok kerja jika pemerintah tidak segera turun tangan mengatasi masalah kemelut di manajemen Garuda.
Bintang mengatakan bila digabungkan pilot, kru dan karyawan Garuda yang tergabung dalam Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), berjumlah 10 ribu orang.
“Semua kru dan karyawan Garuda sepakat aksi mogok adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatan perusahaan yang kian hari makin terpuruk dan dikhawatirkan nasibnya sama seperti Merpati (maskapai BUMN )yang tutup karena bangkrut.
Sebelumnya APG dan Sekarga telah menyampaikan rencana mogok dan tuntutan mereka kepada pemerintah setahun lalu dan pada tanggal 2 Mei lalu dengan memberikan waktu kepada pemerintah hingga 30 hari kerja. “Tanggal waktu sudah hampir habis dan waktu kami unjuk rasa semakin dekat,” tuturnya.
Di antara tuntutan kata Bambang, melakukan perombakan pada direksi BUMN tersebut, kerugian perusahaan hingga 213,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,88 triliun pada 2017 diduga karena kegagalan direksi dalam mengelola perusahaan dan masalah operasional, keuangan, dan hubungan industrial.
Sekarga meminta pemerintah merestrukturisasi jumlah direksi, yang saat ini delapan orang menjadi enam orang sebab diantara direksi tidak mengerti permasalahan perusahaan.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia, Pahala Mansury meminta pilot dan kru maskapai pelat merah itu tetap fokus bekerja seperti biasa apalagi bila dilakukan saat pelayanan libur Lebaran berdampak kerugian pada konsumen. (poskota)