Foto undangan Yahya di-posting oleh seorang jurnalis Israel @simonarann di Twitter. Terlihat Yahya diundang oleh The Israel Council on Foreign Relations dalam kapasitas sebagai perwakilan ulama dari Nahdlatul Ulama (NU).
"Meskipun tidak ada hubungan diplomatik dengan Israel, ulama dari NUYahyaCholilStaquf akan memberi kuliah di InstitutMedellin. Selamat datang di Israel," tulis @simonarann, Sabtu (9/6/2018).
למרות שאין יחסים דיפלומטיים ביו ישראל לאינדונזיה,— שמעון ארן شمعون آران (@simonarann) June 7, 2018
איש הדת האינדונזי הבכיר,
מזכ"ל פורום אנשי הדת
Kyai Haji Yahya Cholil Staquf,
מוזמן להרצאה במכון דיין בשבוע הבא.
רמז לבאות??...
ברוך הבא לישראל!! pic.twitter.com/M0HaLMdpDr
Yahya, yang merupakan Katib Aam NU, akan menjadi pembicara di The David Amar Worldwide North Africa Jewish Heritage Center, Yerusalem, pada 13 Juni mendatang. Materi yang akan dibawakan adalah Shitfing the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation.
detikcom mengkonfirmasi kepada PBNU terkait undangan Yahya ke Israel tersebut. Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini membenarkan adanya undangan untuk Yahya menjadi pembicara dari The Israel Council on Foreign Relations.
Helmy menjelaskan kehadiran Yahya dalam acara tersebut untuk menyampaikan posisi Palestina sebagai negara yang merdeka. Selain itu, Yahya akan mengatakan kepada Israel tentang persoalan konflik dengan Palestina.
"Di sana memang beliau berjuang menegaskan posisi Palestina sebagai negara berdaulat. Jadi justru ingin mengatakan kepada Israel bahwa Palestina harus dilihat bukan semata-mata masalah agama, tapi masalah kemanusiaan. Masalah hak berdaulat atas suatu negara. Itu diplomasi yang disampaikan oleh Gus Yahya," ujar Helmy kepada detikcom, Sabtu (9/6/2018).
Helmy mengatakan Yahya diundang dalam kapasitasnya sebagai pribadi, bukan mewakili anggota Wantimpres. Selain itu, kehadiran Yahya di Israel untuk mendukung Palestina.
"Gus Yahya kemarin menyampaikan akan mengatakan, 'Saya berdiri di sini untuk Palestina, saya berdiri di sini atas dasar bahwa kita semua harus menghormati kedaulatan Palestina sebagai negara yang merdeka,'" kata Helmy.[dtk]