"Sejauh ini belum ada laporan (dari pihak Radar Bogor), dan sejauh ini kami menilai belum ada pelanggaran pidana (terkait geruduk massa PDIP ke kantor Radar Bogor pada Rabu (30/5/2018)," kata Ulung ketika dikonfirmasi detikcom, Jum'at (1/6/2018).
Ulung mengimbau semua pihak menjaga suasana Kota Bogor tetap kondusif selama Bulan Ramadan ini. Protes yang disampaikan, kata Ulung, harus dilakukan dengan sopan dan santun.
"Nanti juga saya akan ketemu dengan Ketua DPC PDIP dan pihak Radar Bogor. Karena terlihat sudah ada yang saling disepakati, seharusnya tidak datang lagi dan datang lagi," ujar Ulung.
Ulung juga sepakat seharusnya pihak PDIP bisa melakukan protes terkait pemberitaan sesuai dengan mekanisme yang tertuang dalam Undang-undang Pers. Ia berharap tak ada perbuatan yang mengganggu keamanan.
"Seharusnya kan seperti itu (lapor ke Dewan Pers). Tapi kan namanya orang protes dan emosi tidak terbendung, jadi kalau datang dan kita lihat ada potensi mengganggu ya kita amankan," terang Ulung.
"Terkait tidak ada izin, ini kan kita lihat dulu sebenarnya mau apa, mau curhat atau mau apa kan. Ternyata di sana juga mereka ketemu dengan Pak Hazairin (Pimpinan Radar Bogor), malah di situ kan bisa clear dan tidak perlu datang lagi dan datang lagi," imbuhnya.
Sebelumnya, massa kader PDIP kembali menggeruduk kantor Radar Bogor hari ini. Kedatangan massa masih soal protes atas pemberitaan sang Ketum, Megawati Soekarnoputri.
Penggerudukan juga terjadi pada Rabu (30/5) lalu dan terekam dalam video berdurasi 30 detik. Dalam video yang beredar itu tampak sekelompok orang sudah berada di dalam ruang lobi gedung Graha Pena (kantor Radar Bogor) sambil memaki Pemred Radar Bogor, Tegar Bagja. Seseorang dalam kerumunan tersebut juga sempat berteriak dan menanyakan siapa wartawan yang menulis berita tersebut. [detik]