ilustrasi |
Beni menceritakan usai menjemput saudaranya di terminal Guntur, ia diadang oleh RA dan DA yang meminta sejumlah uang untuk mabuk. Beni tak memberi uang dan memarkirkan kendaraan dengan niat ingin membina keduanya. Tetapi keduanya justru sudah beraksi memalak warga lain.
"Saya tidak langsung ngasih uang memang, dan saya mau membina kedua preman tersebut karena lokasi kejadian di tempat saya bertugas," katanya pada wartawan, Senin (2/7).
Kesal lantaran kedua preman memalak warga lain, ia pun menghampiri kedua preman itu dan langsung menangkapnya. Kemudian kedua preman dibawa ke Makoramil Garut Kota sebelum dilaporkan ke Polsek Garut Kota. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ternyata keduanya sering berulah dan mabuk-mabukan di sekitar lokasi tersebut.
"Semoga saja ini menjadi efek jera bagi keduanya dan juga peringatan bagi yang lainnya agar tidak melakukan aksi serupa," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Garut Kota Kompol Uus Susilo mengkonfirmasi sudah menerima dua preman yang diduga melakukan aksi pemalakan pada anggota TNI bertugas di Kodim 0611 Garut. Hingga kini kepolisian masih melakukan pemeriksaan pada keduanya.
"Masih pemeriksaan karena dikhawatirkan ada lokasi lain atau ada korban lainnya, tapi memang hingga saat ini belum ada laporan yang masuk ke kami untuk kasus ini," ucapnya.
Di sisi lain, DA mengakui ketika melakukan aksinya dalam keadaan mabuk hingga tidak sadar. Ia mengakui pula memalak sejumlah warga yang melewati sekitar bundaran Guntur untuk minum minuman keras bersama temannya.
"Saya sadar enggak sadar karena sedang mabuk, minta uang juga untuk nambah minum-minum minuman keras. Tapi sekarang saya kapok, saya baru pertama kali melakukan aksi pemalakan dan berjanji tidak akan mengulangi aksi pemalakan lagi," ungkapnya. [rol]