Jokowi Gagal Penuhi Janji, Masih Pantaskah Dipilih Lagi?

Jiromedia.com -Banyak pihak menilai janji-janji kampanye Jokowi-JK banyak yang tak mampu untuk dipenuhi. Terlebih lagi dalam bidang perbaikan ekonomi, dimana rupiah makin tergerus dan daya beli pun kian terpuruk.
Dalam realisasi proyek strategis nasional (PSN) misalnya, Bank Indonesia (BI) mencatat yang rampung pada 2017 baru mencapai 2% sedangkan 59% berada dalam tahap konstruksi.
Berdasarkan Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2017 yang dirilis BI, proyek yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini terdiri dari 245 proyek dan 2 program pembangunan lain, yakni ketenagalistrikan dan pengembangan industri pesawat terbang yang total nilainya sekitar Rp 4.417 triliun.
"Realisasi PSN yang telah selesai pada 2017 baru mencapai 2% dan 59% berada dalam tahap konstruksi," tulis BI dalam laporan tersebut, dikutip Jumat (13/4/2018).
Pada program ketenagalistrikan, penyelesaian proyek baru mencapai 3% dari target 35.000 MW, dan sebanyak 46% berada dalam tahap konstruksi.
Dari 245 plus dua PSN jika dirinci sekitar 2% atau enam proyek sudah selesai. 145 plus satu program tahap konstruksi atau sebesar 59%. Sedangkan 9 proyek baru tahap transaksi atau 4%, dan 85 proyek plus satu program baru tahap penyiapan atau 35%.
Sedangkan untuk program ketenagalistrikan 35.000 MW. 1.041 MW atau 3% sudah beroperasi. Sedangkan 46% atau sebesar 16.642 MW sudah tahap konstruksi. Yang baru selesai power purchase agreement (PPA), namun belum financial close sebesar 12.776 MW atau 36%, yang baru tahap pengadaan sebesar 3.160 MW atau 9%, dan yang sudah tahap perencanaan sebesar 2.228 MW atau 6%.
100 Janji Tak Ditepati
 Sementara itu Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, membeberkan 100 janji Presiden Joko Widodo semasa kampanye. Dia menilai Jokowi gagal dalam menunaikan janjinya.
"Saya sendiri mencatat janjinya, bukan 66, tapi ada 100 janjinya. Saya catat semuanya di buku," kata Fadli saat meresmikan posko dukungan Prabowo menjadi Presiden RI 2019 di Solo, Selasa (22/5/2018).
Di bidang pertanian, Jokowi ingin membangun kedaulatan pangan. Namun menurutnya, saat ini kondisi pertanian RI terpuruk.
Dia membandingkan Vietnam yang dahulu belajar pertanian dari Indonesia. Vietnam yang dahulu mengimpor beras dari Indonesia, kini menjadi salah satu eksportir beras terbesar di dunia.
"Kini Indonesia mengimpor beras dari Vietnam. Bagaimana mungkin berkedaulatan pangan jika ketika petani panen, pemerintah justru impor beras. Ini pengkhianatan terhadap cita-cita kedaulatan pangan," kata dia.
Di bidang energi, Fadli mencatat Jokowi pernah berjanji menjadikan Pertamina lebih hebat daripada Petronas Malaysia. Wakil Ketua DPR RI itu menyebut janji itu gagal lantaran Pertamina memiliki utang hingga triliunan rupiah.
"Yang namanya Pertamina kita ruginya triliunan. Semakin hari semakin rugi. Boro-boro lebih hebat, makin hari makin nyungsep itu dengan utang-utang yang luar biasa," ujarnya.
Di bidang kesehatan pun demikian. Fadli Zon mencatat Jokowi berjanji akan membangun 50 ribu Puskesmas dalam lima tahun. Namun dia belum melihat hasil pembangunan tersebut.
"Berarti sehari kira-kira bangun 27 Puskesmas. Setahu saya, saya belum lihat pembangunan Puskesmas kaya gitu. Mungkin ada beberapa buah kali ya, satu dua, tapi janjinya 50 ribu Puskesmas," ungkapnya.
Pria kolektor keris itu mengaku masih banyak janji-janji yang Jokowi yang tidak ditepati. Dia kemudian membandingkan Jokowi dengan ciri-ciri orang munafik.
"Ada ciri-ciri itu orang munafik. Kalau berkata bohong, kalau berjanji ingkar, kalau dipercaya berkhianat. Jadi itu ciri-ciri orang munafik. Kita tidak ingin pemimpin munafik," tutupnya.(kt)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :