"Harusnya mereka bisa menahan diri masing-masing menunggu keputusan resmi KPU terkait Pilwalkot Makassar. Inikan mereka antara massa paslon nomor 1 bertemu dengan relawan kotak kosong, ada provokasi hingga terjadi kericuhan," kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Dicky Sondani, melalui telefonnya, Senin (1/7/2018).
Dicky menjelaskan, kericuhan ini harusnya tak terjadi jika keduanya bisa menahan diri dan menunggu hasil resmi dari KPU Makassar. Iapun meminta massa para pendukung Pilwalkot Makassar dan relawan kotak kosong untuk tidak berkumpul dan menunggu hasil perhitungan Pilwalkot Makassar ditingkat PPK.
|
"Inikan sementara dihitung di tingkat PPK, harusnya sabar saja tunggu KPU umumkan nanti, tidak berkumpul bersama. Apalagi kesannya bertemu kan bisa ricuh lagi," jelasnya.
Polda Sulsel berharap semua massa paslon dan relawan kotak kosong untuk mengikuti proses Pilkada yang sedang berjalan di Makassar, dengan mengedepankan aspek keamanan demi kepentingan masyarakat banyak.
"Taat aturanlah, biarkan PPK sementara menghitung, harusnya taat aturan saja, supaya hal yang tak diinginkan tidak terjadi seperti kemarin," tutupnya.
Sebelumnya, massa paslon Pilwalkot Makassar terlibat kericuhan bersama relawan kotak kosong. Keduanya terlibat ricuh di sekitar Kantor Camat Panakukkang, Jalan Batua Raya, Panakukkang, Makassar, Jumat (29/6) tengah malam hingga menjelang subuh.
Saat itu Panitia Pemilihan tingkat Kecamatan (PPK) sedang menghitung hasil pemungutan suara untuk Pilgub Sulawesi Selatan. Kapolres Makassar Kombes Irwan Anwar, menuturkan ada oknum simpatisan yang membawa senjata tajam, serta melakukan kekerasan dengan memukul dan memanah simpatisan dari kubu lainnya.(detik)