“UAS tidak ngerti apa-apa, tidak berfikir menjadi pemimpin maka dimunculkan nomor dua dalam ranah ijtima’ ulama. UAS bukan bidangnya,” kata mantan pengacara Habib Rizieq Syihab, Kapitra Ampera di acara ILC tvOne, Selasa (7/8).
Kata Kapitra, persepsi ulama dalam mengelola negara dipandu doktrin keagamaan, teologi Al Quran dan Assunah. “Bagaimana dengan partai politik yang referensi tata negara bukan dasar teologi keagamaan,” paparnya.
Ia mengatakan, dalam sejarah bangsa Indonesia tidak ada ulama menjadi kepala negara atau wakil kepala negara. “Kalau ulama berjuang itu betul. Kalau ulama mempunyai posisi strategis itu tidak ada,” pungkasnya.
Pernyataan Kapitra ini langsung dipotong pemandu acara ILC Karni Ilyas dan menanyakan kepada mantan pengacara Habib Rizieq itu tentang M Natsir, Mohammad Roem. “Apakah Natsir, Mohammad Roem bukan ulama?” tanya Karni.
Kapitra mengatakan, M Natsir mengabungkan antara modernitas dengan doktrin keagamaan dalam mengelola negara.(sn)