Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari unggahan akun YouTube ILC pada Selasa (7/8/2018).
Karni Ilyas mengaku dirinya kerap mendapat pernyataan apakah sebagai pemandu acara mendapat intervensi dari beberapa pihak, termasuk pemerintah mengenai acaranya.
Karni Ilyas menyebut jika dirinya paling banyak mendapat intervensi dari masyarakat.
Seperti kehadiran Rocky Gerung.
Menurutnya, sebagian meminta Rocky Gerung hadir di acaranya.
Tetapi ada banyak pula yang menekan dirinya agar tidak mengundang Rocky Gerung dalam acaranya.
"Sering saya ditanya, apakah sebagai Pemred atau sebagai host ILC apa banyak yang intervensi, apakah pemerintah mengintervensi, atau pemilik mengintervensi?
Jawaban saya tidak.
Intervensi yang terbanyak justru datang dari masyarakat.
Hampir ratusan tiap pekan saya menerima Twitter yang meminta agar Rocky Gerung wajib dihadirkan.
Tidak ada Rocky Gerung tidak ada party, no Rocky Gerung no Party.
Tapi ratusan pula yang menekan saya agar Rocky Gerung jangan diundang.
Artinya tekanan itu dari mana-mana.
Karena itu saya selalu mengatakan, bahwa saya itu ibarat orang yang berdiri di perempatan jalan.
Kalau saya tidak ditabrak dari depan, saya akan ditabrak dari belakang.
Kalau tidak ditabrak dari kiri, saya akan ditabrak dari kanan, kata Margaret Tahcher, Perdana Menteri Inggris," ungkap Karni Ilyas.
Diketahui Karni Ilyas kerap mengundang mantan dosen Univeritas Indonesia sekaligus pengamat politik Rocky Gerung dalam acaranya.
Kehadiran Rocky Gerung kerap menuai kontroversi setelah acara.
Rocky Gerung sempat menjadi pembicaraan ketika dirinya menyebut kitab suci adalah fiksi, pada acara ILC yang tayang 10 April 2018 lalu.
Rocky Gerung mengatakan jika kitab suci adalah fiksi karena belum selesai dan tiba.
"Jadi ada fungsi dari fiksi, untuk mengaktifkan imajinasi, menuntun kita untuk berfikir lebih imajinatif.
Sekarang kata itu dibunuh oleh politisi," kata Rocky Gerung.
"Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif," imbuhnya.
Rocky Gerung menjelaskan jika fiksi berbeda dengan fiktif.
Fiksi merupakan suatu hal yang baik, kebalikan dari fiktif.
Rocky Gerung menyebutkan jika fiksi itu kreatif, sama seeprti orang beragama yang terus kreatif dan menunggu telosnya (akhir, tujuan, sasaran-dalam bahasa Yunani).
Terakhir, Rocky Gerung diundang dalam ILC pada Selasa (31/7/2018) saat itu tema acara adalah "Pilpres 2019: SBY Versus Megawati"
Dalam acara itu, Rocky Gerung sempat adu pendapat dengan sejumlah oposisi pro pemerintah, seperti dari PDIP dan Nasdem lantaran menyebut "nasib Jokowi ditentukan oleh arogansi Megawati". [tribun]