Menanggapi hal itu, Direktur Pencapresan DPP PKS, Suhud Aliyudin membantah pihaknya telah menerima uang senilai Rp 500 miliar dari Sandiaga. Selain itu, Suhud juga tidak membenarkan bahwa pihaknya mematok harga dalam kesepakatan nama cawapres pendamping Prabowo Subianto.
"Tudingan itu tidak benar. Dia harus buktikan, karena jika tidak itu artinya fitnah. Proses komunikasi baru pada taraf Pak Prabowo menawarkan nama-nama alternatif sebagai cawapres," tegas Suhud saat dihubungi Republika, Rabu (8/8).
Selain itu, Suhud juga menegaskan bahwa PKS dan Partai Gerindra belum menemui kesepakatan perihal nama cawapres. Menurutnya, saat ini Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS hingga detik ini masih membahas dan mencerati perkembangan yang ada.
Proses selanjutnya, Suhud menjelaskan, karena nama yg diajukan tidak ada dalam rekomendasi PKS, maka kami membahas di DPTP PKS. "Saat ini masih dalam proses pembahasan," terangnya.
Sebelumnya, Andi Arief mengeluarkan pernyataan mengejutkan pada momentum jelang pendaftaran capres dan cawapres. Lewat akun Twitter-nya, Andi Arief menuliskan kicauan keras terkait Ketua Umum Prabowo Subianto.
"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus," tulis Andi Arief melalui akun twitternya @AndiArief__
Tak hanya satu kali cicitan, Andi juga sebelumnya mengunggah cicitan lainnya yang tidak kalah kerasnya terhadap Prabowo. "Sejak dulu saya ragu apakah gemetar suaranya sama dengan mentalnya. Dia bukan strong leader, dia chicken," ujar Andi lagi.
Saat dikonfirmasi terkait kicauannya itu oleh wartawan, Andi tidak membantahnya. Ia justru menyebut Prabowo sebagai jenderal yang hanya mementingkan uang dan di luar dugaan Partai Demokrat selama ini.
Andi menunding Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno sebagai pihak yang membayar PAN dan PKS untuk posisi cawapres. "Di luar dugaan kami ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 miliar menjadi pilihannya untuk cawapres. Benar-benar jenderal di luar dugaan," kata Andi kepada wartawan, Rabu (8/8). [rol]