Suster Maria mengaku dirinya telah dikuasai oleh iblis untuk kemudian diperintahkan menulis surat tersebut, seperti dilansir dri Mirror.co.uk, Senin, 10 September 2018.
Surat ditulis pada satu pagi pada tahun 1676 dengan menggunakan tinta. Suster Maria menghabiskan waktu sepanjang malam untuk menulis berlembar-lembar surat dalam alpabet kuno.
Suster Maria yang sudah tinggal di biara sejak usia 15 tahun, diyakini menangis dan jatuh pingsan saat menulis surat-surat itu.
Menurutnya, Lucifer berencana membuatnya melawan Tuhan dan menyakinkan dirinya untuk hanya melayani iblis.
Surat-surat itu ditulis dengan menggunakan beragam alpabet yang aneh dan kuno sehingga tak satupun mampu menterjemahkan is surat itu.
Pesan misterius pada surat iblis itu akhirnya dapat diketahui setelah sejumlah peneliti dari pusat ilmu pengetahuan Ludum memecahkan kode-kode kuno dalam surat itu.
Peneliti menemukan sofware dalam situs yang digunakan untuk membuka kode intelijen.
"Kami mendengar tentang sofware itu, yang kami yakini digunakan untuk memecahkan kode intelijen ," kata Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan Ludum, Daniele Abate kepada The Times.
Software itu berusaha memecahkan pesan-pesan dalam bentuk alpabet kuno Yunani, Arab, Runi dan Latin.
Surat itu kemudian diterjemahkan yang antara lain menyebutkan bahwa Allah, Yesus dan Roh Kudus sebagai benda mati.
"Allah berpikir dia dapat membebaskan jiwa-jiwa, namun sistem ini tidak bekerja untuk siapapun," pesan surat iblis itu.
Allah, isi dalam surat itu, bahkan disebut ditemukan oleh manusia.
Surat itu juga membuat referensi dari mitologi Yunani, River Styx, yang mengandung makna memisahkan realisme hidup dari neraka.
Meski berhasil menterjemahkan surat iblis itu, namun Daniele tidak percaya Suster Maria pernah dikuasai oleh iblis. Sebaliknya, dia menduga biarawati ini menderita penyakit jiwa atau schizophrenia.
Penyakit yang diderita biarawati itu ditambah kemampuannya menguasai sejumlah bahasa, membuatnya berimajinasi sedang berdialog dengan iblis.
(tempo)