Acara Menuju Istana yang disiarkan TV One tersebut menghadirkan tontonan debat antara dua kubu peserta Pilpres 2019, yakni kubu Jokowi dan kubu Prabowo.
Adapun di acara Menuju Istana yang disiarkan TV One itu, kubu Jokowi diwakili oleh dua relawan, yakni Immanuel Ebenezer dan Boni Hargens.
Sementara kubu Prabowo diwakili oleh Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan Faldo Maldini.
Adapun topik yang dibahas di acara Menuju Istana TV One adalah mengenai 'Gencar Membangun di Negeri Rentan Bencana'.
Debat kedua kubu memanas, kala Fadli Zon menyampaikan data yang ia klaim valid sebagai bukti bahwa pemerintah belum maksimal dalam menangani bencana, salah satunya yang dibahas adalah bancana tsunami di Banten belum lama ini.
Termasuk, kata Fadli Zon, adanya pemotongan anggaran untuk BNPB yang dilakukan pemerintah rezim Jokowi.
"Soal bencana di era pemerintahan Jokowi ini saya lihat dri proses penanganan bencana sangat tidak profesional. Misalnya buruknya early warning system. Kita lihat di beberapa kasus bencana tidak ada komitmen dri pemerintah dalam proses penanganan bencana," kata Fadli Zon seperti dikutip tribun.
"Persoalan dana, pada tahun 2016, alokasi APBN untuk BNPB sebesar Rp 1,6 triliun, namun kemudian dipotong sekitar Rp 133 miliar sesuai Inpres Nomor 4 tahun 2016 jadi Rp1,46 triliun. Pada 2017, BNPB hanya mendapat anggaran Rp 839,74 miliar dan pada tahun ini kembali menyusut jd Rp 749,38 miliar," kata Fadli Zon lagi.
Adapun data Fadli Zon tersebut mendapat bantahan dari relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer.
Menurut relawan Jokowi Immanuel Ebenezer, kasus bencana tsunami seperti di Banten sangat tidak bisa diprediksi, dan meminta agar Fadli Zon tak perlu sinis.
"Kasus bencana tsunami di Banten itu tidak bisa diprediksi, artinya gini, Bung Fadli Zon ini mempunyai persepsi, berubah untuk jadi lebih baiklah, sinisme ini bahaya. Bung Fadli Zon ini politisi, apapun yang disampaikan Bung Fadli Zon akan diterima masyarakat," kata relawan Jokowi Immanuel Ebenezer.
Mendengar hal tersebut Fadli Zon pun membalas komentar relawan Jokowi Immanuel Ebenezer, menurutnya, dia tidak menunjukkan sinisme, ia mengkalim hanya menyampaikan data.
"Saya bukan sinisme, saya hanya sampaikan data kok, bantah saja, silahkan bantah data saya, misalkan data anggaran yang dipotong," kata Fadli Zon.
Tak mau kalah, Immanuel Ebenezer pun balik bertanya pada Fadli Zon, menurutnya, tak ada sama sekali anggaran untuk BNPB yang dipotong.
"Saya bantah itu, yang mana yang dipotong, mana tunjukin? itu data kapan, yang mana, Anda jangan ngawur, Anda jangan menyebarkan hoaks, kebiasaan Anda adalah menyebarkan hoaks," kata Immanuel Ebenezer.
Mendengar Imannuel Ebenezer menyebut Fadli Zon sebagai penyebar hoaks, diskusi pun diminta untuk dihentikan oleh Host Menuju Istana TV ONE, Indiarto Priadi.
"Maaf, Anda tidak boleh menyerang pribadi, sudah cukup,cukup," kata Indiarto Priadi.
Berikut videonya:
Berikut videonya:
Buat Kesimpulan
Pasca debat tersebut, Fadli Zon menyimpulkan beberapa catatan, kemudian ia sampaikan di akun Twitter pribadinya.
"Persoalan dana, pd 2016, alokasi APBN untuk BNPB sebesar Rp1,6 triliun, namun kemudian dipotong sekitar Rp133 miliar sesuai Inpres Nomor 4 thn 2016 jdi Rp1,46 triliun. Pada 2017, BNPB hanya mendapat anggaran Rp839,74 miliar dan pada tahun ini kembali menyusut jd Rp749,38 miliar," tulis Fadli Zon.
"Masih persoalan dana bencana,thn 2019, pagu indikatif BNPB dipatok sekitar Rp700 miliar. Padahal, dalam Renstra BNPB 2015-2019, kebutuhan dana lembaga tsb mencapai Rp1,94 triliun pada 2016, Rp2,19 triliun pada 2017, Rp2,5 triliun pada 2018, dan tahun depan Rp2,81 triliun," tulis Fadli Zon di akun Twitter Pribadinya.Persoalan dana, pd 2016, alokasi APBN untuk BNPB sebesar Rp1,6 triliun, namun kemudian dipotong sekitar Rp133 miliar sesuai Inpres Nomor 4 thn 2016 jdi Rp1,46 triliun. Pada 2017, BNPB hanya mendapat anggaran Rp839,74 miliar dan pada tahun ini kembali menyusut jd Rp749,38 miliar. pic.twitter.com/SZZ4wftHOc— Fadli Zon (@fadlizon) January 2, 2019
"Sy simpulkan, ANGGARAN tsb tdk merepresentasikan kesiapan Indonesia sbg negara yg berada di ring of fire. Minimnya anggaran bencana menandakan pemerintah gagal membaca Indonesia. Ambisi membangun infrastruktur harus dilengkapi dgn cara pandang penanganan bencana yg paripurna," kata Fadli Zon.[tribun]Masih persoalan dana bencana,thn 2019, pagu indikatif BNPB dipatok sekitar Rp700 miliar. Padahal, dalam Renstra BNPB 2015-2019, kebutuhan dana lembaga tsb mencapai Rp1,94 triliun pada 2016, Rp2,19 triliun pada 2017, Rp2,5 triliun pada 2018, dan tahun depan Rp2,81 triliun. pic.twitter.com/ykUgz4OPYm— Fadli Zon (@fadlizon) January 2, 2019