"Sebetulnya dia itu mungkin bukan orang Islam. Saya mengerti benar-benar bahwa stigmatisasi salah, Islam itu radikal, dan saya menolak itu," kata Prabowo dalam debat perdana di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1) malam.
Prabowo bercerita bahwa dirinya merupakan agen spesial di bidang antiteror sewaktu masih aktif di militer. Dia bilang, bisa saja aksi teror itu dilakukan oleh negara asing.
"Di waktu saya masih muda saya spesialisasinya adalah di bidang antiteror. Pengalaman saya itu, saya mengetahui terorisme ini adalah dikirim dari negara lain dan sering juga dibuat nyamar bahwa teroris itu orang Islam padahal mungkin bukan," tuturnya.
Mantan Danjen Kopassus itu lantas menilai banyak teroris yang merupakan penyusup dari luar negeri. Menurut jenderal berjuluk 08 itu, masalah terorisme timbul lantaran ketidakadilan.
"Menurut pendapat saya akibat dari rasa ketidakadilan dan rasa keputusasaan dan mereka melihat perlakuan yang tidak baik dan tidak benar dan mereka merasa tersakiti. Dengan demikian mereka bisa dipengaruhi oleh pelajaran ataupun paham-paham yang radikal dan mengarah kekerasan," jelasnya.
Atas dasar itu semua, Prabowo mendukung berbagai upaya deradikalisasi seandainya terpilih menjadi pemimpin mendatang. Ia pun menjanjikan untuk menyediakan akses pendidikan seluas-luasnya.
"Saya sangat mendukung setiap usaha deradikalisasi. Karena itu saya dan Sandi kalau terpilih kita akan benar-benar investasi besar-besaran dengan pendidikan," pungkasnya. [JP]