"Ya menurut saya sih nggak ada masalah Pak SBY namanya juga masukan dan saya rasa masukannya bagus dan faktanya memang acara itu memang dimulai dengan salat subuh berjemaah, ada zikir dan doanya," kata juru bicara BPN, Andre Rosiade, kepada wartawan, Minggu (7/4/2019).
"Tapi faktanya, setelah acara itu selesai, kan mulai kampanye akbar seluruh agama hadir. Ada Pak Hashim, Natalius Pigai Hadir, lalu Lieus Sungkharisma hadir, lalu juga ada biksu yang hadir. Hadir semua perwakilan agama, tidak eksklusif lagi, tapi inklusif. Memang paginya ada yang tahajud. Kan nggak mungkin agama lain ikutan tahajud, ikut subuh berjemaah, zikir. Tapi setelah jam 7 semua agama masuk di acara ini," imbuh Andre.
Andre menegaskan kampanye akbar Prabowo Subianto tak bersifat eksklusif. Lagi pula, kata Andre, Waketum PD Syarief Hasan juga hadir untuk memastikan kampanye akbar itu terbuka bagi semua pihak.
"Saya rasa itu kampanye terbuka untuk apapun agama kita untuk hadir, bukan eksklusif untuk umat Islam saja. Pak Syarief Hasan kan hadir tadi untuk memastikan acara terbuka dan memang terbuka," ucap Ketua DPP Partai Gerindra.
Sekali lagi Andre menegaskan kampanye akbar Prabowo Subianto bersifat inklusif. Menurutnya, Prabowo merupakan calon pemimpin bagi semua umat, agama, ras dan suku di Indonesia.
"Kalau eksklusif nggak mungkin dong Natalius Pigai hadir, Lieus Sungkharisma hadir, lalu biksu Buddha juga hadir. Pak Hashim nggak mungkin dong. Pak Hashim ini kan pimpinan gereja, gitu lo. Itu menunjukkan memang acara Pak Prabowo terbuka untuk umat apa pun, acaranya inklusif terbuka, tidak eksklusif milik umat Islam karena Prabowo ini hadir bersama Sandi adalah presiden republik Indonesia, presiden seluruh rakyat, presiden seluruh agama, presiden seluruh ras WNI," sebut dia.[dtk]