"Iyalah (dilarang), untuk apa? Sudah saja tadarusan, kemudian doa-doa saja semoga situasi tertib, pangan banyak, rakyat sejahtera," ujar Irjen Iriawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (8/6/2017).
Aksi bertajuk 'Bela Ulama 96' ini beredar viral di media sosial. Massa rencananya akan menggelar tabligh akbar sekaligus konsolidasi untuk membela ulama, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, selepas salat Jumat para Jumat, 9 Juni besok.
Kapolda mengatakan, pihaknya belum menerima pemberitahuan dari massa terkait rencana aksi tersebut.
"(Pemberitahuan) sampai sekarang belum ada. Pihak Istiqlal juga kalau nggak salah terakhir menyampaikan tidak akan ada kegiatan ini, untuk apa juga," sambungnya.
Iriawan meminta kepada semua pihak untuk tidak melakukan aksi untuk menekan pemerintah, berkaitan dengan proses hukum terhadap imam besar FPI Habib Rizieq Syihab. Ia juga tegaskan, proses hukum terhadap Rizieq jangan diartikan sebagai tindakan kriminalisasi terhadap ulama.
"Peristiwanya ada, mau apapun, pemerintah tidak takut ditekan. Saya ditekan, diancam, nggak masalah. Karena hukumnya ditegakkan, tidak ada kriminalisasi. Saya berdosa kalau ada. Tidak boleh ya menjustifikasi (kriminalisasi ulama)," tegasnya.
Lanjut Iriawan, semua pihak sudah menekankan bahwa proses hukum terhadap Rizieq bukan kriminalisasi ulama.
"Wartawan sudah denger kan, Wapres sudah bicara, Pak Din Syamsuddin sudah bicara, Ketua MUI sudah bicara, tidak ada kriminalisasi ulama, titik," katanya.
"Kita lihat proses hukumnya saja, terlalu naif kalau merekayasa atau mengkriminalisasi. Nggak gampang lho, itu saksinya aja ada 52 atau berapa, saksi ahlinya ada 26, bagaimana kita menyampaikan itu bisa kita grip untuk memojokkan, itu tidak ada," kata Iriawan.(detik.com)
Sumber:.infoteratas.com