“Kenaikan BBM Itu kan corporateg ya, yang dilakukan Pertamina,” katanya usai rapat dengan komisi XI, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/7/2018) malam.
Terkait, Ketua umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Irfan Ahmad Fauzi, menuding Menkeu Sri Mulyani Indrawati (SMI) sudah ingkar janji, karena pada pembahasaan RAPBN 2017, ekonom yang pernah menjabat direktur di Bank Dunia itu berjanji tidak akan menaikan harga BBM.
“Dulu pas tahun 2017, Bu Sri Mulyani mengatakan tidak akan ada kenaikan harga BbM dan gaselpiji 3 kilo. Tapi faktanya sekarang BBM dinaikkan berkali-kali,” tegasnya.
Bahkan di berbagai daerah, BBM khususnya pertamax dan gas elpiji 3 kg sudah naik. Praktis, di tahun-tahun politik kondisi rakyat kian tak menentu.
“Saya juga dapat info dari kader di daerah, BBM sudah pada naik dan gas elpiji juga naik,” pungkas Irfan.
Irfan juga menilai kenaikan harga BBM ini merupakan bukti pemerintahan Joko Widodo tak serius dalam mengelola negara. Sekalipun, yang naik adalah harga BBM non subsidi.
“Naiknya harga BBM yang kesekian kali ini membuktikan pemerintah tidak pernah serius mengelola negara. Agar rakyat diam, mereka menaikkanya di malam buta,” tegasnya.
Irfan menyebut pemerintah mempermainkan rakyat. Kenaikannya dilakukan diam-diam. Kenaikan harga BBM, katanya, juga menunjukkan pemerintah mencekik rakyat di tengah sulitnya beban hidup.
Sementara, pengamat ekonomi konstitusi Defiyan Cori menilai wajar jika Sri ingkar janji. Menurutnya postur APBN yang dirancang melalui pendekatan defisit serta harga minyak mentah dunia yang didasarkan pada harga keekonomian dunia yang berpatokan pada kurs dolar AS sangat tidak mungkin menghindari terjadinya fluktuasi pada harga BBM.
Selama keuangan negara sebagian masih tergantung dari hasil penerimaan minyak, gas dan pembayaran cicilan utang luar negeri yang mengacu pada perkembangan perubahan kurs dolar AS, maka anggaran negara akan terus berpotensi defisit.
“Potensi defisitnya posisi anggaran negara akan semakin besar karena dolar harus disediakan dengan jumlah yang lebih besar dari rupiah,” ujar Defiyan Cori, Senin (2/7/2018).
(Politiktoday)