"Mengandalkan kenaikan suku bunga terus akan menambah masalah baru. Kenaikan Suku Bunga Akan Menambah Permasalahan Baru. Apalagi klo akhirnya total kenaikan bunga setahun bisa 3-4%, dicicil-cicil atau sekaligus tahun 2018🙠Pertumbuhan ekonomi akan tambah nyungsep kebawah 4,5%, pertumbuhan kredit akan anjlok dibawah 8%, kredit macet dan default akan meningkat, daya beli tambah merosot," ujar Rizal Ramli menanggapi lemahnya Rupiah yang kini mencapai angkar Rp14.500 per Dollar AS.
"Mas Jokowi sangat bagus sekali soal infrastruktur, tapi payah berat dalam pengelolaan makro-ekonomi. Ekonomi bukannya ‘meroket’ tapi ‘nyungsep’, maaf," sambungnya.
Seperti dilansir CNBCIndonesia.com, pelemahan rupiah menjadi momok utama anjloknya bursa saham domestik. Kini, rupiah diperdagangkan melemah 0,37% di pasar spot ke level Rp 14.428/dolar AS. Kenaikan suku bunga acuan sebesar 50bps yang diumumkan Bank Indonesia (BI) pada hari Jumat (29/6/2018) masih belum juga ampuh untuk meredam pelemahan nilai tukar.
Akibat pelemahan nilai tukar, saham-saham emiten perbankan dilepas oleh investor; sektor jasa keuangan anjlok hingga 1,44%, menjadikannya kontributor terbesar bagi pelemahan IHSG.
"Mohon maaf Mas Jokowi, tim ekonomi Mas ternyata benar-benar tidak mampu menyelesaikan masalah, bahkan mereka bagian dari masalah. Persoalan utama mereka: school of thinking & kompetensi, leadership yang payah. Hati-hati, kami ingin Mas Jokowi bertahan sampai 2019," ungkapnya. [htc]