Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan rombongan itu diadang oknum kepolsian saat tengah menyantap sarapan pagi di sebuah warung makan sekitar Stasiun Tawang, Semarang dengan alasan tak memiliki Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP).
"Setelah itu mereka berbincang-bincang dan pada akhirnya melarang melanjutkan perjalanan dengan alasan tidak memiliki STTP," kata Said saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com pada Senin (6/8).
Melihat situasi itu, Said mengatakan pihaknya tetap berkukuh ingin melanjutkan perjalanan hingga titik penyambutan para buruh Jawa Tengah. Ia mengklaim pihaknya telah mengirimkan pemberitahuan kepada pihak kepolisian sebelum aksi long march ini dilaksanakan.
"Ini sudah merampas kebebasan kami, mengapa orang jalan kaki dilarang dan harus membawa surat," kata Said.
Meski begitu, Said mengatakan pihak kepolisian tetap menghalang-halangi aksi long march rombongan KSPI dan memaksa untuk naik mobil menuju kantor DPW FSPMI Jawa Tengah.
Saat ini rombongan aksi buruh KSPI masih tertahan di kantor DPW FSPMI Jawa Tengah.
Ia lantas menyayangkan sikap oknum kepolisian Jawa Tengah tersebut karena tak bersikap kooperatif dan cenderung bersikap tak netral untuk mendukung aksi tersebut.
"Ada apa dengan Jawa Tengah? Padahal aksi serupa yang biasa dilakukan para buruh di Jawa Barat dan DKI Jakarta juga tidak pernah dilarang sedemikian rupa," ketus Said.
Meski begitu, Said menegaskan rombongan buruh yang diadang tetap berkomitmen melanjutkan aksi long march ke Jakarta guna mendampingi Prabowo mendaftar ke KPU yang akan direncanakan pada Sabtu (10/8).
"Para buruh berkomitmen akan tetap melanjutkan long march hingga Surabaya-Jakarta, untuk kemudian bergabung dengan 20 ribu buruh yang akan mengantarkan Prabowo Subianto mendaftar sebagai capres di KPU," ungkapnya,
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bersama Presiden KSPI Said Iqbal (kanan) saat Hari Buruh Internasional 2018 di Istora Senayan, Jakarta. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta) |
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Agus Triatmaja mengaku belum mengetahui mengenai kabar tersebut. Ia masih berkoordinasi dengan pihak terkait tentang polemik tersebut.
"Kami belum tahu, nanti akan kita tanyakan, sedang dikoordinasikan dengan korlap terlebih dulu," kata Agus saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Senin (6/8).
Sebelumnya, KSPI mengklaim sekitar 20 ribu buruh akan mengantar Prabowo Subianto ke Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta untuk mendaftar sebagai calon presiden.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan rencana itu akan dimulai dengan long march buruh dari Surabaya ke Jakarta.
"Para buruh akan mendahului dengan melakukan long march jalan kaki secara estafet dari Surabaya ke Jakarta yang direncanakan akan berlangsung dari tanggal 4 hingga 10 Agustus 2018," ucap Said dalam keterangan tertulis, Kamis (2/8).
Nantinya, kata Said, sambil long march para buruh akan menyuarakan berbagai permasalahan yang mendera rakyat Indonesia saat ini.
"Di antaranya adalah kenaikan harga-harga, permasalahan upah, PHK, pemagangan hingga outsourcing," ucapnya.
Said berucap rencana ini merupakan kelanjutan dari kontrak politik KSPI dengan Prabowo pada 1 Mei lalu di Istora Senayan, Jakarta. (pmg)
( NUSANEWS )