Namun demikian, kemenangan itu bukan buah dari kerja keras tim sukses Prabowo-Sandi, melainkan karena rasa jengah masyarakat yang ingin Indonesia berubah ke arah yang lebih baik.
Begitu kata ekonom senior DR Rizal Ramli dalam diskusi bertajuk "Kedaulatan Ekonomi Fakta atau Fiktif" di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (15/1).
"Saya bilang Mas Prabowo, jangan pikir kalau mas menang karena timnya kuat. Bisa jadi karena masyarakat yang sudah bosan dan ingin perubahan," tegas Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.
Kubu Prabowo, sambungnya, tidak boleh berpuas diri. Sebab, tidak mungkin kubu petahana menyalip kemenangan itu dengan berbagai cara.
Untuk itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) harus digenjot agar bekerja ekstra. Sehingga kemenangan yang diraih memiliki margin dua digit.
"Di atas kertas Pak Prabowo sudah menang. Kecuali ada kecurangan-kecurangan. Makanya menangnya harus lebih dari 10 persen. Kuncinya adalah militansi, militansi, dan militansi," pungkas pria yang akrab disapa RR itu. [rmol]