Menurutnya patut diduga ada upaya penggiringan opini dari cara KPU input data C1 real count di webnya.
Yaitu dengan memasukkan dulu sebanyak-banyaknya data form C1 yang berasal dari Jawa Tengah yang sudah diketahui merupakan lumbung suara 01.
Sementara Jawa Barat yang merupakan lumbung suara 02 data form C1 yang diinput di Web KPU kalah jauh dari C1 Jateng. Padahal jumlah pemilih (DPT) Jabar lebih banyak dibanding Jateng.
Dengan input C1 Jateng lebih banyak dari Jabar, sehingga data real count KPU saat ini posisinya 01 55%, sedang 02 45%. Mirip dengan hasil quick count.
"Saat ini suara yang masuk (form CI)
Jabar = 260.930
Jateng = 804.844
Padahal DPT Jabar 33 juta DPT Jateng 27 juta
Jadi kalau liat real count KPU ini wajar kalau kita katakan ini adalah pembentukan opini, karena mereka masukan kantong 01 lebih banyak,"kata Tras Rustamaji di akun twitternya.
"Kalau saya normalisasi Jateng, Jabar dan Jatim dari data ini. Artinya saya data entrynya normal tidak didahulukan jateng dan jatim, maka yg akan tampil perolehannya adalah 50% : 50%. Silakan dicoba. Artinya mereka bikin opini agar suara KPU = QC so far. Kawal suara!" lanjutnya.
Saat ini C1 yang sudah diinput Web KPU baru mencapai 3,49%.
Coba bandingkan dengan real count C1 yang dilakukan KawalPemilu, dimana data sudah mencapai 6,88% dimana 02 maslah sudah menyalip 01. Paslon 01 = 49,99%, Paslon 02 = 50,01%.
saat ini suara yg masuk (01 + 02)— Tras Rustamaji 02-PADI (@rustamaji) April 19, 2019
Jabar 260.930
Jateng 804.844
Padahal DPT jabar 33 juta DPT Jateng 27 juta
Jadi kalau liat real count KPU ini wajar kalau kita katakan ini adalah pembentukan opini, karena mereka masukan kantong 01 lebih banyak pic.twitter.com/VxtshHVqU4
Kalau saya normalisasi Jateng, Jabar dan Jatim dari data ini.— Tras Rustamaji 02-PADI (@rustamaji) April 19, 2019
Artinya saya data entrynya normal tidak didahulukan jateng dan jatim, maka yg akan tampil perolehannya adalah 50% : 50%
Silakan dicoba.
Artinya mereka bikin opini agar suara KPU = QC so far.
Kawal suara! https://t.co/D7Fzh8YO7r