“Yang perlu mereka lakukan adalah rekonsiliasi dengan masyarakat yang telah memberikan hak suaranya kepada Prabowo-Sandi tetapi suaranya banyak yang dihilangkan dengan sengaja oleh KPU,” ujar Arief di Jakarta, Kamis (25/4).
Dia menegaskan, kubu paslon 02 tak pernah menganggap kubu petahana sebagai musuh. Sebab, semua peserta Pilpres 2019 pada hakikatnya adalah saudara sebangsa dan setanah air. Kedua pasangan capres-cawapres punya ideologi politik yang sama yaitu Pancasila.
Namun, khusus kepada Jokowi, Arief meminta sang petahana menyadari bahwa penyelenggaraan pilpres kali ini adalah yang terburuk. Pemilu yang digelar pada tahun ini disebutnya banyak menghasilkan kecurangan-kecurangan, baik yang dilakukan KPU maupun oknum-oknum tertentu, yang menguntungkan pasangan Jokowi-Ma’ruf.
Fakta itulah, menurut dia, yang membuat Jokowi harus rekonsiliasi dengan rakyat, bukan dengan Prabowo. “Jadi tidak diperlukan rekonsiliasi (dengan paslon 02) ya ,karena rekonsiliasi itu cara mereka untuk melegitimasi kemenangan lewat hasil quick count lembaga survei untuk membingkai dengan hasil real count KPU yang penuh kecurangan,” ucapnya.
Arief pun menjamin situasi pascapemilu ini tetap kondusif, apalagi jika kemenangan paslon 02 tidak digagalkan oleh kecurangan. “Saya menjamin tidak akan ada keributan atau kerusuhan serta protes dari masyarakat pascapengumuman hasil pilpres 22 Mei mendatang, jika kemenangan Prabowo-Sandi tidak digagalkan oleh KPU yang curang ya,” kata dia. [ins]