Penolakan upaya rekonsiliasi dalam waktu dekat ini lantas disayangkan oleh anggota TKN Jokowi-Ma’ruf, Eva Kusuma Sundari. Dia mengatakan, pihaknya keberatan jika alasan penundaan rekonsiliasi lantaran belum ada urgensinya.
“Ini agak mengkhawatirkan, ketika menolak diajak silahturahmi alasannya belum urgen. Tapi, faktanya di kubu Pak PS (Prabowo Subianto) malah justru melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik, malah memicu konflik,” kata Eva, Selasa (23/4).
Eva kemudian mencontohkan pernyataan Prabowo soal pasangan petahana pasti memenangkan kontestasi pilpres. Eva memandang, pernyataan Prabowo itu justru menyiratkan pesan kepada pendukungnya bahwa hasil pemilu patut dicurigai jika mereka kalah.
“Kalau nanti diumumkan dan tidak sesuai yang dipercayakan atau tidak sesuai dengan yang diucapkan oleh Pak PS, nanti masyarakat sudah kadung menganggap KPU curang dan sebagainya,” terangnya.
Selain itu, lanjut Eva, Prabowo beserta para pasukannya terus menggulirkan adanya people power. Menurut Eva, hal inilah yang membuat suasanya di masyarakat tak kunjung dingin.
“Jadi, sebetulnya (maksud dari) silahturahmi awal itu untuk pencegahan-pencegahan konflik,” terangnya.
Adapun Jokowi diketahui memang telah mengutus Luhut Binsar Pandjaitan untuk menemui Prabowo. Diutusnya Luhut, diharapkan akan dapat meredam tensi politik di antara kedua pendukung.
Sementara itu, Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade kembali menegaskan, rekonsiliasi di antara kedua kubu tidak ada urgensinya. Sebab menurutnya, selama ini hubungan Jokowi dan Prabowo memang baik.
Kondisi masyarakat juga dinilai cenderung kondusif. Atas dasar itu, ia heran mengapa kubu 01 selalu meminta-pinta rekonsiliasi.
“Emang ada apa sih? Yang genting itu apa? Masyarakat asik-asik aja. Orang kerja di mana-mana. Tidak ada yang krisis kok, tidak ada suasana genting kok. Mungkin yang genting TKN kali. Yang khawatir TKN kali,” terangnya.
Di samping itu, pihaknya juga mengaku heran mengapa Luhut ngotot untuk bertemu Prabowo. Sebagai utusan Jokowi, menurut dia, seharusnya Luhut bisa berbicara dengan perwakilan Prabowo.
“Kalau Pak Luhut cukup ketemu Pak Fadli Zon atau ketemu Ahmad Muzani. Kalau Pak Jokowi mau ketemu Pak prabowo ya oke, fine, silahkan,” ucap Andre.
“Pak Jokowi kan punya nomor ajudan Pak Prabowo, kontak langsung aja. Kenapa harus ngutus orang? Kenapa harus mengutus pihak ketiga? Emang yang kandidat presiden Luhut?” pungkasnya. [jp]