Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari video Rocky Gerung saat mengisi kuliah umum di Sekolah Advokasi & Paralegal, di Jakarta 2016 silam.
Video tersebut kemudian diunggah kembali oleh akun Twitter @snorkeling12 pada Senin (28/5/2018).
Dalam video cuplikan tersebut, Rocky Gerung tampak menyinggung peristiwa Mei 98.
Saat itu, dirinya menjabat sebagai penasehat ketua umum di YLBHI.
Ia menceritakan jika dirinya pernah mengusir seseorang yang sangat terkenal.
Bahkan mengancam akan menempeleng orang tersebut jika tidak mau ke luar.
“Ada seorang yang sekarang sangat terkenal, ikut di situ, di saat-saat kritis itu, dan saya usir dia dari situ.
Dia bilang dia ikut Buyung Nasution, rombongan dari DPP, saya bilang iya saya tahu, saya lihat di TV, tapi saya tidak mau melihat muka anda di situ.
Masih ngotot, saya suruh, gue tempeleng atau lu ke luar dari situ! Namanya Ruhut,” kata Rocky Gerung disambut tepuk tangan dan tawa dari hadirin.
Rocky Gerung pun menjelaskan apabila saat itu moral berada pada masyarakat sosial.
Dikutip akun YouTube @Rocky Gerung yang diunggah pada Rabu (23/5/2018), saat memberi kuliah umum, Rocky Gerung menjelaskan Demokrasi dalam Cengkraman Oligarki.
Rocky Gerung menyebut jika istilah oligarki adalah istilah yang dirawat dalam filsafat sebagai salah bentuk pemerintahan yang baik, dan tidak buruk.
“Jadi poligari itu mewah dalam pikiran, tapi kita memakai kata itu sekarang, tercemar, seperti istilah politisi,” ungkapnya.
Ia pun menyinggung para politisi yang saat ini telah dicemari oleh keinginan berperilaku sebagai makhluk rakus.
“Anggota DPR oleh masyarakat disebut sebagai binatang politik,” jelas Rocky Gerung.
Akan tetapi yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia bisa berpolitik, sedangkan binatang tidak.
“Artinya hanya manusia yang mampu berpolitik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyebut jika anggota DPR bodoh karena tidak mengerti asal usul dari kata politik.
“590 orang anggota DPR itu bodoh karena mereka tidak mengerti asal usul politik jadi orang disana termasuk sebagai depcolektor daripada public educated,” ungkap Rocky Gerung.
Kembali ke bahasan utama, Rocky Gerung menjelaskan jika demokrasi saat ini tidak ada dalam cengkraman oligarki.
“Demokrasi itu justru minta dirawat oleh oligarki,” ujar Rocky Gerung dalam acara yang juga dihadiri oleh Fahri Hamzah itu.
Rocky Gerung mengatakan jika demokrasi itu ibarat buah, tetapi hanya lambung yang sehat yang mampu mencernanya.
“Pertanyaan kita hari ini, lambung macam apa yang dimiliki oleh reformasi sehingga gagal mencerna buah reformasi?
Kalau di Eropa harga tomat naik 0,1 euro perdana menteri jatuh, karena ia berjanji untuk tidak naik harganya.
Di sini, harga daging disuruh turun gak turun-turun, ya itu karena oligarki, oleh kartel (alasan pemerintah-red),” kat Rocky Geruung.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini.
[tn]